Sabtu, 27 April 2013

SEJARAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.     Asal Mula Istilah Penelitian tindakan Kelas
Penelitian tindakan pertama kali dikembangakan oleh Kurt Lewin seorang Jerman pada tahun  1940 – an. Ia seorang ahli psikologi social dan eksperimental. Ia adalah seorang yang peduli terhadap masalah-masalah social dan memfokuskannya pada proses kelompok partisipatif untuk menangani konflik, krisis, dan perubahan-perubahan yang umumnya ada dalam suatu organisasi.
Lewin pertama kali mengemukakan istilah action research (penelitian tindakan) pada makalah-makalah yang ditulisnya pada tahun 1946, yang antara lain berjudul Action Research and Minority Problems, dan Characterizing action research as “a Comparative Research un the Condition and Effect of Various Forms of social action and Research Leading to social Action”.
            Ahli lainnya yang kontribusinya pada bidang penelitian ini adalah Eric Trist, seorang ahli psikiatri social. Lewin dan Trist mengaplikasikan penelitian mereka pada perubahan system yang terjadi di dalam atau antar organisasi. Mereka menekankan keprofesionalannya dan berkolaborasi dengan klien dan menguatkan peran hubungan kelompok sebagai dasar untuk pemecahan masalah.
            Selama beberapa dekade penelitian tindakan dilupakan orang karena dianggap kurang ilmiah. Namun pada pertengahan tahun 1970-an, bidang ini berkembang dan memunculkan empat aliran utama yaitu aliran tradisional, contextural (action learning), radical, dan penelitian tindakan yang berhubungan dengan pendidikan.
Penelitian tindakan yang berhubungan dengan pendidikan dan bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan cara guru mengajar di kelas dikenal dengan penelitian tindakan kelas, berkembang dengan pesat, terutama di negara maju seperti Amerika serikat, Inggris, dan Australia. Di Indonesia, penelitian tindakan kelas mulai diperkenalkan pada tahun 1990-an.
Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.
Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
B.     Penelitian Tindakan Kelas Saat Ini
Pada saat ini PTK  berkembang dengan  pesat di Negara-negara maju, seperti Amerika serikat,Kanada,Australia dan  beberapa Negara maju  lainnya. Hal ini disebabkan jenis penelitian ini memiliki kekhasan dan kekhususan serta karakteristik sendiri dibandingkan dengan jenis penelitin pada umumnya. PTK diyakini menawarkan cara dan prosedur baru untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar mengajar di kelas, dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa ( suyanto,1997 ). PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan ( action research ), sehingga membicarakan sejarah PTK berarti membahas sejarah penelitian tindakan.
            Lahirnya rancangan PTK dapat di telusuri dari awal penelitian dalam ilmu pendidikan yang di inspirasi melalui pendekatan ilmiah yang diadvokasi oleh filsuf John Dewey ( 1910 ) dalam bukunya  How We Think And The Source Of A Science Of Education.
Jenis penelitian ini dapat dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehatan atau kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam bidang pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK.
Penelitian tindakan merupakan perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah satu pendekatan penelitian yang lahir di tempat kerja, tempat di mana peneliti melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Misalnya, kelas merupakan tempat penelitian bagi guru, sekolah menjadi tempat penelitian bagi kepala sekolah, aktivitas masyarakat tempat penelitian bagi petugas penyuluh masyarakat. Penelitian yang dilakukan di tempat peneliti bekerja atau beraktivitas adalah untuk memperbaiki kinerja di mana si peneliti bekerja tanpa harus melakukan penelitian di tempat lain. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bersifat pragmatis (praktis) tanpa harus membutuhkan waktu khusus. Penelitian tindakan dilakukan bersamaan ketika si peneliti sedang bekerja atau beraktivitas di tempat kerjanya, tanpa mengganggu secara berarti pekerjaannya tersebut.
Akhir-akhir ini action research menjadi populer dilakukan oleh para profesional dalam upaya menyelesaikan masalah dan peningkatan mutu. Dengan demikian, action research bermula dari suatu masalah yang terjadi dalam suatu aktivitas tertentu. Demikian juga halnya di bidang pendidikan dan pengajaran. Awal mulanya action research yang dikembangkan untuk mencari penyelesaian terhadap sosial antara lain; pengangguran, kenakalan remaja yang berkembang  di masyarakat pada waktu itu. Action research dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu problema tersebut secara sistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan dan rencana kerja yang telah disusun, dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai masukkan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi ada saat pelaksanaan. Hasil dari proses seleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan selanjutnya.
Dilihat dari aspek sejarah, penelitian tindakan pertama kali di kembangkan oleh seorang psikologi sosial yang bernama Kurt Lewin . Lewin dipandang sebagai tokoh penelitian tindakan, terutama untuk dibidang psikologi dan pendidikan. Ditempat kerjanya, dia mengembangkan model penelitian selama beberapa tahun yang kemudian terkenal dengan Action research, yaitu serangkain eksperimen terhadap komunitas masyarakat pada waktu itudi Negara amerika serikat pada pascaperang. Penelitian tindakan dilakukan lewis dilakukan utamanya berkaitan dengan pekerjaanya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu. Penelitian tindakan yang emansipatoris berhubungan dengan gerakan social dibidang pendidikan ( kemis,1993). Hal ini sebagai ekspresi dari inspirasi nyata dan praktis untuk mendoro0ng perubahan di dunia social ( pendidikan ) menjadi lebih baik, dengan melakukan tindakan-tindakan perbaikan social bersama kemudian memahami bersama makna tindakan-tindakan ini  dan berbagai situasi tempat tindakan-tindakan perbaikan di laksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu keadaan sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat di akses oleh orang lain ( Sukardi, 2007 ). Dalam praktiknya, penelitian tindakan dapat dilakukan baik secara kelompok maupun perseorangan  dengan harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses untuk memperbaiki kualitas kinerja orang lain. Secara praktis, penelitian tindakan pada umumnya sangat tepat untuk meningkatkan kualitas subjek yang hendak diteliti. Subjek penelitian ini dapat berupa kelas maupun sekelompok orang yang bekerja di industry atau lembaga social lain yang berusaha meningkatkan kualitas kinerja.
Menurut Kemmis ( 1993),penelitian tindakan dibidang pendidikan meningkat dari penelitian yang sifatnya amatiran atau penelitian yang kumuh menjadi penelitian yang professional pada dekade tahun 1970-an terutama dikalangan yang menaruh perhatian terhadap isu-isu pendidikan  dan yang memahami betapa kompleksnya kaitan antara gagasan-gagasan dengan kehidupan,antara teori dengan praktik,antara ahli kemasyarakatan dengan orang awam, padahal mereka hidup dan bekerja pada satu dunia.
Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran action research berkembang menjadi  classroom action research ( CAR ). Sebagai suatu penelitian terapan,PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan proses dan kualitas atau pembalajaran di kelas.Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan penyelesaian bagi masalah yang terjadi dikelasnya sendiri dan bukan dikelas guru yang lain. Tentu saja dengan menerapkan berbagai ragam teori dan tehnik pembelajaran yang relevan secara kreatif .
Selain itu, sebagai peneliti praktis,PTK dilaksanakan bersamaan guru melaksanakan tugas utama, yakni mengajar dikelas,tanpa harus meninggalkan siswanya dikelas. Dengan demikian,PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru ,yakni mengangkat masalah-masalah actual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus sebagai peneliti.
Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti.
C.     PTK Di Indonesia
PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir decade 80-an. Oleh karena itu, keberadaanya belum terlalu dikenal luas dan mapan. Keberadaanya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan bobot keilmiahannya. Di Indonesia, penelitian tindakan kelas mulai muncul ke permukaan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dicanangkan, seperti  proyek guru SD melalui pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). Mereka belajar melalui program-program ke SD-an dan regular pada program pascasarjana LPTK seperti di universitas Negeri Jakarta,Universitas Negeri Malang dan beberapa LPTK lainnya. Hal yang menggembirakan dewasa saat ini banyak tesis dan disertasi di beberapa LPTK sudah mengangkat PTK sebagai kajian dalam tesis dan disertasinya. Kondisi ini sungguh positif dan menggembirakan, mengingat hasil PTK ini dapat memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan yang di hadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar