A.
Asal Mula Istilah Penelitian
tindakan Kelas
Penelitian
tindakan pertama kali dikembangakan oleh Kurt Lewin seorang Jerman pada tahun 1940
– an. Ia seorang ahli psikologi social dan eksperimental. Ia adalah seorang
yang peduli terhadap masalah-masalah social dan memfokuskannya pada proses
kelompok partisipatif untuk menangani konflik, krisis, dan perubahan-perubahan
yang umumnya ada dalam suatu organisasi.
Lewin
pertama kali mengemukakan istilah action research (penelitian tindakan) pada
makalah-makalah yang ditulisnya pada tahun 1946, yang antara lain berjudul Action
Research and Minority Problems, dan Characterizing action research as “a
Comparative Research un the Condition and Effect of Various Forms of social
action and Research Leading to social Action”.
Ahli lainnya yang
kontribusinya pada bidang penelitian ini adalah Eric Trist, seorang ahli
psikiatri social. Lewin dan Trist mengaplikasikan penelitian mereka pada
perubahan system yang terjadi di dalam atau antar organisasi. Mereka menekankan
keprofesionalannya dan berkolaborasi dengan klien dan menguatkan peran hubungan
kelompok sebagai dasar untuk pemecahan masalah.
Selama beberapa dekade
penelitian tindakan dilupakan orang karena dianggap kurang ilmiah. Namun pada
pertengahan tahun 1970-an, bidang ini berkembang dan memunculkan empat aliran
utama yaitu aliran tradisional, contextural (action learning), radical, dan
penelitian tindakan yang berhubungan dengan pendidikan.
Penelitian
tindakan yang berhubungan dengan pendidikan dan bertujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan cara guru mengajar di kelas dikenal dengan penelitian
tindakan kelas, berkembang dengan pesat, terutama di negara maju seperti
Amerika serikat, Inggris, dan Australia. Di Indonesia, penelitian tindakan
kelas mulai diperkenalkan pada tahun 1990-an.
Belakangan
ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh
para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di
berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap
masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang
di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian
terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan
dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang
telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai
sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan.
Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan
peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan
berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu
dapat tercapai.
Dalam
bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai
suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap
PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri,
bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian
terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak
perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang
mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan
melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
B.
Penelitian Tindakan Kelas Saat
Ini
Pada saat ini PTK berkembang
dengan pesat di Negara-negara maju,
seperti Amerika serikat,Kanada,Australia dan
beberapa Negara maju lainnya. Hal
ini disebabkan jenis penelitian ini memiliki kekhasan dan kekhususan serta
karakteristik sendiri dibandingkan dengan jenis penelitin pada umumnya. PTK
diyakini menawarkan cara dan prosedur baru untuk meningkatkan profesionalisme
guru dalam mengajar mengajar di kelas, dengan melihat berbagai indikator
keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa (
suyanto,1997 ). PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan ( action research
), sehingga membicarakan sejarah PTK berarti membahas sejarah penelitian
tindakan.
Lahirnya rancangan PTK dapat di
telusuri dari awal penelitian dalam ilmu pendidikan yang di inspirasi melalui
pendekatan ilmiah yang diadvokasi oleh filsuf John Dewey ( 1910 ) dalam
bukunya How We Think And The Source Of A Science Of Education.
Jenis
penelitian ini dapat dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi,
manejemen, kesehatan atau kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam
bidang pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada skala makro ataupun
mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu
berlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar untuk suatu pokok bahasan
tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini akan
dikemukan mengenai hakikat PTK.
Penelitian
tindakan merupakan perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai
salah satu pendekatan penelitian yang lahir di tempat kerja, tempat di mana
peneliti melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Misalnya, kelas
merupakan tempat penelitian bagi guru, sekolah menjadi tempat penelitian bagi
kepala sekolah, aktivitas masyarakat tempat penelitian bagi petugas penyuluh
masyarakat. Penelitian yang dilakukan di tempat peneliti bekerja atau
beraktivitas adalah untuk memperbaiki kinerja di mana si peneliti bekerja tanpa
harus melakukan penelitian di tempat lain. Penelitian tindakan merupakan penelitian
yang bersifat pragmatis (praktis) tanpa harus membutuhkan waktu khusus.
Penelitian tindakan dilakukan bersamaan ketika si peneliti sedang bekerja atau
beraktivitas di tempat kerjanya, tanpa mengganggu secara berarti pekerjaannya
tersebut.
Akhir-akhir
ini action research menjadi populer dilakukan oleh para profesional
dalam upaya menyelesaikan masalah dan peningkatan mutu. Dengan demikian, action
research bermula dari suatu masalah yang terjadi dalam suatu aktivitas
tertentu. Demikian juga halnya di bidang pendidikan dan pengajaran. Awal
mulanya action research yang dikembangkan untuk mencari penyelesaian
terhadap sosial antara lain; pengangguran, kenakalan remaja yang berkembang
di masyarakat pada waktu itu. Action research dilakukan dengan
diawali oleh suatu kajian terhadap suatu problema tersebut secara sistematis.
Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja
sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan dan
rencana kerja yang telah disusun, dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang
hasilnya digunakan sebagai masukkan untuk melakukan refleksi atas apa yang
terjadi ada saat pelaksanaan. Hasil dari proses seleksi ini kemudian melandasi
upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan selanjutnya.
Dilihat dari aspek sejarah,
penelitian tindakan pertama kali di kembangkan oleh seorang psikologi sosial
yang bernama Kurt Lewin . Lewin dipandang sebagai tokoh penelitian tindakan,
terutama untuk dibidang psikologi dan pendidikan. Ditempat kerjanya, dia mengembangkan
model penelitian selama beberapa tahun yang kemudian terkenal dengan Action
research, yaitu serangkain eksperimen terhadap komunitas masyarakat pada waktu
itudi Negara amerika serikat pada pascaperang. Penelitian tindakan dilakukan
lewis dilakukan utamanya berkaitan dengan pekerjaanya dalam bermacam-macam
konteks perumahan terpadu. Penelitian tindakan yang emansipatoris berhubungan
dengan gerakan social dibidang pendidikan ( kemis,1993). Hal ini sebagai
ekspresi dari inspirasi nyata dan praktis untuk mendoro0ng perubahan di dunia
social ( pendidikan ) menjadi lebih baik, dengan melakukan tindakan-tindakan
perbaikan social bersama kemudian memahami bersama makna tindakan-tindakan
ini dan berbagai situasi tempat
tindakan-tindakan perbaikan di laksanakan.
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial
Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang
selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin
McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
Penelitian tindakan adalah
cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu keadaan sehingga
mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat
di akses oleh orang lain ( Sukardi, 2007 ). Dalam praktiknya, penelitian
tindakan dapat dilakukan baik secara kelompok maupun perseorangan dengan harapan pengalaman mereka dapat ditiru
atau diakses untuk memperbaiki kualitas kinerja orang lain. Secara praktis,
penelitian tindakan pada umumnya sangat tepat untuk meningkatkan kualitas
subjek yang hendak diteliti. Subjek penelitian ini dapat berupa kelas maupun
sekelompok orang yang bekerja di industry atau lembaga social lain yang
berusaha meningkatkan kualitas kinerja.
Menurut Kemmis (
1993),penelitian tindakan dibidang pendidikan meningkat dari penelitian yang
sifatnya amatiran atau penelitian yang kumuh menjadi penelitian yang
professional pada dekade tahun 1970-an terutama dikalangan yang menaruh
perhatian terhadap isu-isu pendidikan dan
yang memahami betapa kompleksnya kaitan antara gagasan-gagasan dengan
kehidupan,antara teori dengan praktik,antara ahli kemasyarakatan dengan orang
awam, padahal mereka hidup dan bekerja pada satu dunia.
Dalam bidang pendidikan, khususnya
kegiatan pembelajaran action research berkembang menjadi classroom action research ( CAR ). Sebagai
suatu penelitian terapan,PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan
proses dan kualitas atau pembalajaran di kelas.Dengan melaksanakan tahapan-tahapan
PTK, guru dapat menemukan penyelesaian bagi masalah yang terjadi dikelasnya
sendiri dan bukan dikelas guru yang lain. Tentu saja dengan menerapkan berbagai
ragam teori dan tehnik pembelajaran yang relevan secara kreatif .
Selain itu, sebagai peneliti
praktis,PTK dilaksanakan bersamaan guru melaksanakan tugas utama, yakni
mengajar dikelas,tanpa harus meninggalkan siswanya dikelas. Dengan demikian,PTK
merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru ,yakni mengangkat
masalah-masalah actual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan
PTK diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus
sebagai peneliti.
Classroom
action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di
dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian
“riset-tindakan-riset-tindakan- yang dilakukan secara siklik, dalam rangka
memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action
research, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative
action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action
research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang
sama.
Action
research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa
saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal,
yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum
(general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya
kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil
action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang
mirip dengan yang dimliki peneliti.
C.
PTK Di Indonesia
PTK di Indonesia baru dikenal
pada akhir decade 80-an. Oleh karena itu, keberadaanya belum terlalu dikenal
luas dan mapan. Keberadaanya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering
menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan bobot keilmiahannya. Di
Indonesia, penelitian tindakan kelas mulai muncul ke permukaan pada waktu
upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dicanangkan, seperti proyek guru SD melalui pendidikan guru
sekolah dasar (PGSD). Mereka belajar melalui program-program ke SD-an dan
regular pada program pascasarjana LPTK seperti di universitas Negeri
Jakarta,Universitas Negeri Malang dan beberapa LPTK lainnya. Hal yang
menggembirakan dewasa saat ini banyak tesis dan disertasi di beberapa LPTK
sudah mengangkat PTK sebagai kajian dalam tesis dan disertasinya. Kondisi ini
sungguh positif dan menggembirakan, mengingat hasil PTK ini dapat memberikan
jawaban langsung terhadap permasalahan yang di hadapi guru dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar